Pemimpin dan keadilan
Di sebuah Negeri yang dahulunya
Gemah Ripah Loh Jenawi terjadi kekacauan besar dalam konteks kenegaraan semakin
diujung tanduk, kini hari ini di negeri itu, seolah tidak ditemukan lagi
kebaikan, kehangatan dan keharmonisan. Semua jargon, prinsip dan nilai-nilai
kebangsaan sejak dulu kala yang ada di Negeri
itu mendadak hilang, menguap dan semua serentak buta, tergagap mengeja tentang
Bhineka tunggal Ika, tentang musyawarah, tentang gotong royong dan masih banyak
lagi nilai nilai lainnya, hal ini disebabkan kesalahan penduduk negeri itu
mengeja tentang arti sebuah kepemimpinan.
Media dihiasi dengan berbagai
macam berita, liputan yang semakin horror, rakyatnya dicekoki, dipertontonkan
tentang pergulatan, perampasan, kekerasan, saling sikut….NGERI…
Padahal dalam kehidupan lainnya
contoh konkrit dan kisah nyata telah tergelar jelas, di kehidupan lain
dikisahkan bahwa prinsip sebuah
kepemimpinan adalah: “Janganlah engkau mencari kedudukan dalam pemerintahan.
Sesungguhnya jika engkau diserahi jabatan tanpa memintanya, niscaya Allah akan
menolongmu untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya. Tetapi jika engkau
mendapatkan tanggung jawab itu karena mengharap-harap dan menuntutnya, niscaya
akan diserahkan di atas bahumulah semua bebannya, lalu kelak Allah akan
menggugatmu atas tanggung jawab itu.
Di kehidupan lain itu, tidak
seorang pun yang mengajukan diri untuk menjadi pemimpin, salah seorang pemimpin
menawarkan dua sahabatnya untuk menjadi pemimpin namun begitulah mereka justru
yang menawarkan calonlah yang akhirnya terpilih. Setelah beliau wafat dicarilah
penggantinya, drama kembali terulang ketika pemimpin ini akan wafat diantara
rasa sakitnya beliau mewasiatkan agar sahabat yang dahulu dicalonkan agar mau
melanjutkan perjuangannya. Begitulah yang berlaku
Dalam kehidupan lain itu, mereka
adalah orang –orang shaleh yang merasa bernoda, mereka adalah para ksatria yang
menilai diri lemah, dan mereka para pemimpin yang takut akan hari perhitungan. Di
sana mereka berprinsip bahwa untuk menegakkan keadilan di suatu negeri maka
minimal ada 3 hal yang harus dipenuhi:
1. Berupaya
menegakkan keadilan pertama-tama bagi diri mereka sendiri
Adalah Umar,
Syuraih, Seorang Arab Badui dan jual beli kuda menunjukkan upaya itu.
2. Ketaatan
aparat pada tata laksana peradilan terlihat pada kisah Ali, Yahudi dan baju perang.
3. Semangat
untuk menjalankan pengadilan dalam rangka ketaatan pada Allah, menetapi
kebenaran dan memenuhi rasa keadilan seperti yang dipertontonkan Umar, Salman ,
dua pemuda Makkah, dan seorang lelaki pembunuh.
Di kehidupan
lain keadilan adalah suatu hal yang mutlak apatah lagi bagi seorang pemimpin,
maka tak salah kehidupan lain itu mampu untuk menaklukan banyak negeri lewat
para pemimpinnya yang tersebar dan menyebar membawa nilai-nilai keadilan
Ah alangkah
sulit Negeri itu meneladani kehidupan lain, kini negeri itu diambang
kehancuran, tapi saya adalah penduduk negeri yang masih merindukan pemimpin
yang berkeadilan, Negeri itu, negeriku bernama INDONESIA.
#OWOP1
0 komentar:
Post a Comment