Saturday, February 4, 2017



Pemimpin dan keadilan


Di sebuah Negeri yang dahulunya Gemah Ripah Loh Jenawi terjadi kekacauan besar dalam konteks kenegaraan semakin diujung tanduk, kini hari ini di negeri itu, seolah tidak ditemukan lagi kebaikan, kehangatan dan keharmonisan. Semua jargon, prinsip dan nilai-nilai kebangsaan sejak dulu kala yang  ada di Negeri itu mendadak hilang, menguap dan semua serentak buta, tergagap mengeja tentang Bhineka tunggal Ika, tentang musyawarah, tentang gotong royong dan masih banyak lagi nilai nilai lainnya, hal ini disebabkan kesalahan penduduk negeri itu mengeja tentang arti sebuah kepemimpinan.
Media dihiasi dengan berbagai macam berita, liputan yang semakin horror, rakyatnya dicekoki, dipertontonkan tentang pergulatan, perampasan, kekerasan, saling sikut….NGERI…
Padahal dalam kehidupan lainnya contoh konkrit dan kisah nyata telah tergelar jelas, di kehidupan lain dikisahkan bahwa  prinsip sebuah kepemimpinan adalah: “Janganlah engkau mencari kedudukan dalam pemerintahan. Sesungguhnya jika engkau diserahi jabatan tanpa memintanya, niscaya Allah akan menolongmu untuk dapat melaksanakan tanggung jawabnya. Tetapi jika engkau mendapatkan tanggung jawab itu karena mengharap-harap dan menuntutnya, niscaya akan diserahkan di atas bahumulah semua bebannya, lalu kelak Allah akan menggugatmu atas tanggung jawab itu.

Di kehidupan lain itu, tidak seorang pun yang mengajukan diri untuk menjadi pemimpin, salah seorang pemimpin menawarkan dua sahabatnya untuk menjadi pemimpin namun begitulah mereka justru yang menawarkan calonlah yang akhirnya terpilih. Setelah beliau wafat dicarilah penggantinya, drama kembali terulang ketika pemimpin ini akan wafat diantara rasa sakitnya beliau mewasiatkan agar sahabat yang dahulu dicalonkan agar mau melanjutkan perjuangannya. Begitulah yang berlaku

Dalam kehidupan lain itu, mereka adalah orang –orang shaleh yang merasa bernoda, mereka adalah para ksatria yang menilai diri lemah, dan mereka para pemimpin yang takut akan hari perhitungan. Di sana mereka berprinsip bahwa untuk menegakkan keadilan di suatu negeri maka minimal ada 3 hal yang harus dipenuhi:

1.       Berupaya menegakkan keadilan pertama-tama bagi diri mereka sendiri
Adalah Umar, Syuraih, Seorang Arab Badui dan jual beli kuda menunjukkan upaya itu.
2.       Ketaatan aparat pada tata laksana peradilan terlihat pada  kisah Ali, Yahudi dan baju perang.
3.       Semangat untuk menjalankan pengadilan dalam rangka ketaatan pada Allah, menetapi kebenaran dan memenuhi rasa keadilan seperti yang dipertontonkan Umar, Salman , dua pemuda Makkah, dan seorang lelaki pembunuh.

Di kehidupan lain keadilan adalah suatu hal yang mutlak apatah lagi bagi seorang pemimpin, maka tak salah kehidupan lain itu mampu untuk menaklukan banyak negeri lewat para pemimpinnya yang tersebar dan menyebar membawa nilai-nilai keadilan
Ah alangkah sulit Negeri itu meneladani kehidupan lain, kini negeri itu diambang kehancuran, tapi saya adalah penduduk negeri yang masih merindukan pemimpin yang berkeadilan, Negeri itu, negeriku bernama INDONESIA.




#OWOP1

0 komentar:

Post a Comment